Desain Komunikasi Visual
Konsep
Pemodelan Grafik 3
Ø Sejarah
Sejarah desain komunikasi visual, ilmu yang
semakin digandrungi anak muda ini sebenarnya telah ada sejak beberapa ratus
tahun lalu. Pada jaman prasejarah sendiri, komunikasi visual telah ditemukan
oleh manusia gua. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya gambar pada gua yang
menjadi salah satu bentuk komunikasi mereka saat itu. Gambar dalam gua yang
kebanyakan isinya menceritakan tentang kehidupan sehari-hari disebut dengan
piktogram. Ada juga bentuk lain yang disebut
dengan hieroglyphics. Hieroglyphics merupakan salah satu bentuk
komunikasi visual yang digunakan oleh bangsa Mesir kuno. Hieroglyphics
merupakan salah satu sistem tulisan Mesir kuno yang berupa simbol atau logo.
Seiring dengan perkembangan jaman, seni gambar atau simbol ini berubah menjadi
ke bentuk tulisan di prasasti, buku, bahkan dalam perwujudan yang nyata seperti
seni tari atau wayang orang. Dari sinilah mulai dibentuk desain komunikasi
visual modern. Desain komunikasi visual modern sekitar tahun 1950-an. Saat itu,
setiap orang yang menginginkan promosi melalui desain komunikasi visual, maka
ia harus menyewa beberapa orang. Mulai dari visualizers, yakni seniman
visualisasi, typographers, yakni perancang kalimat atau huruf yang akan
diberikan kepada percetakan, dan illustrator yang akan menggambarkan sketsa
gambar untuk promosi.
Ø Pengertian
Pengertian desain komunikasi visual adalah desain yang
mengkomunikasikan informasi dan pesan yang ditampilkan secara visual. Desainer
komunikasi visual berusaha untuk mempengaruhi sekelompok pengamat. Mereka
berusaha agar kebanyakan orang dalam target group (sasaran) tersebut memberikan
respon positif kepada pesan visual tersebut.
Oleh karena
itu seorang desainer
komunikasi visual yang profesional harus memiliki pengetahuan dan kemampuan
yang luas tentang komunikasi visual. Selain visualisasi dan bakat yang baik
dalam berkomunikasi secara visual, ia juga harus mempunyai kemampuan untuk
menganalisa suatu masalah, mencari solusi masalah tersebut dan mempresentasikan
secara visual. Alat-alat canggih seperti komputer dan printer yang up-to-date
hanya berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan produktifitas. Dalam
perkembangannya selama beberapa abad, desain komunikasi visual mempunyai tiga
fungsi dasar, yaitu sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan
instruksi, dan yang terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi.
Ø Elemen – Elemen
1.Desain dan Tipografi
Tipografi adalah
seni menyusun huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai
desain. Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata
(lisan) ke dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa visual ini adalah untuk
mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk media, mulai
dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster, buku, surat kabar dan
majalah. Karena itupekerjaan seorang tipografer (penata huruf) tidak dapat
lepas dari semua aspek kehidupan sehari-hari.
2. Desain
dan Simbolisme
Simbol telah ada
sejak adanya manusia, lebih dari 30.000 tahun yang lalu, saat manusia
prasejarah membuat tanda-tanda pada batu dan gambar-gambar pada dinding gua di
Altamira, Spanyol. Manusia pada jaman ini menggunakan simbol untuk mencatat apa
yang mereka lihat dan kejadian yang mereka alami sehari-hari.
Simbol sangat
efektif digunakan sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa
yang digunakan, contohnya sebagai komponen dari signing systems sebuah pusat
perbelanjaan. Untuk menginformasikan letak toilet, telepon umum, restoran,
pintu masuk dan keluar, dan lain-lain digunakan simbol.
Bentuk yang lebih
kompleks dari simbol adalah logo. Logo adalah identifikasi dari sebuah
perusahaan, karena itu suatu logo mempunyai banyak persyaratan dan harus dapat
mencerminkan perusahaan itu. Seorang desainer harus mengerti tentang perusahaan
itu, tujuan dan objektifnya, jenis perusahaan dan image yang hendak ditampilkan
dari perusahaan itu. Selain itu logo harus bersifat unik, mudah diingat dan
dimengerti oleh pengamat yang dituju.
3. Desain dan Ilustrasi
Desain dan
ilustrasi adalah suatu bidang
dari seni yang berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang tidak dihasilkan
dari kamera atau fotografi (nonphotographic image) untuk visualisasi. Dengan
kata lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar yang dihasilkan
secara manual.
Seorang
ilustrator seringkali mengalami kesulitan dalam usahanya untuk
mengkomunikasikan suatu pesan menggunakan ilustrasi, tetapi jika ia berhasil,
maka dampak yang ditimbulkan umumnya sangat besar. Karena itu suatu ilustrasi
harus dapat menimbulkan respon atau emosi yang diharapkan dari pengamat yang
dituju. Ilustrasi umumnya lebih membawa emosi dan dapat bercerita banyak
dibandingkan dengan fotografi, hal ini dikarenakan sifat ilustrasi yang lebih
hidup, sedangkan sifat fotografi hanya berusaha untuk “merekam” momen sesaat.
Saat ini
ilustrasi lebih banyak digunakan dalam cerita anak-anak, yang biasanya bersifat
imajinatif. Contohnya ilustrasi yang harus menggambarkan seekor anjing yang
sedang berbicara atau anak burung yang sedang menangis karena kehilangan
induknya atau beberapa ekor kelinci yang sedang bermain-main.
4. Desain dan Fotografi
Ada dua bidang
utama di mana seorang desainer banyak menggunakan elemen fotografi, yaitu
penerbitan (publishing) dan periklanan (advertising). Beberapa tugas dan kemampuan
yang diperlukan dalam kedua bidang ini hampir sama. Menurut Margaret Donegan
dari majalah GQ, dalam penerbitan (dalam hal ini majalah) lebih diutamakan
kemampuan untuk bercerita dengan baik dan kontak dengan pembaca; sedangkan
dalam periklanan (juga dalam majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk menjual
produk yang diiklankan tersebut.
2. Perbedaan Desain
Komunikasi Visual dan Seni Murni
Desain Komunikasi
Visual termasuk bukan seni murni. Seorang seniman pada
bidang seni murni terkadang mempunyai penonton atau pengamat hanya satu
(seniman itu sendiri), dimana karya seni tersebut merupakan ekspresi emosi dan
perasaan dari seniman itu sendiri yang pada akhirnya bertujuan untuk memuaskan
diri seniman tersebut
Seringkali desain
komunikasi visual tampak seperti seni murni, dan sebaliknya seni murni dapat
tampak seperti desain komunikasi visual. Bahan dan teknik yang digunakan juga
hampir sama, tetapi maksud dan tujuan masing-masingnya berbeda. Seniman dan
desainer, keduanya berusaha memecahkan problem visual, tetapi seniman murni
bertujuan lebih untuk memuaskan diri; sedangkan desainer harus menggerakkan
sekelompok orang untuk menghadiri suatu acara, mengikuti petunjuk, memahami
peta suatu lokasi atau membeli suatu produk.
Desain komunikasi
visual memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai informasi-informasi yang
berkomunikasi secara visual. Tanda-tanda dan rambu-rambu lalu lintas,
poster-poster promosi tentang restoran, hotel dan lain sebagainya, semua dapat
memberikan informasi kepada pengamatnya yang terdiri dari berbagai kelompok
usia dan berasal dari berbagai kalangan dan golongan. Hal ini juga yang membedakan
desain komunikasi visual dari seni murni, di mana desain komunikasi visual
harus bersifat universal (dapat dimengerti oleh semua orang), sedangkan dalam
seni murni lebih bersifat emosional, di mana maksud dari seniman itu tidak
harus dapat diartikan dan dibaca oleh orang lain.
v Konsep Resolusi Layar, Layout, Tipografi, Gambar, dan Warna pada Perangkat
Bergerak
1. Konsep Resolusi Layar pada
Perangkat Bergerak
1.
Resolusi HD (720p)
HD adalah
singkatan dari High Definition. HD berarti pixelnya 1280 x 720.
2.
Resolusi Full HD (1080p)
Full HD adalah
kelanjutannya dan sekarang sudah menjadi standar resolusi layar di pasaran.
Full HD adalah 1920 x 1080 pixel.
3.
Resolusi QHD (2k)
QHD atau Quad HD
memiliki definisi empat kali lipat dibanding HD Standar. Itu berarti anda bisa
memasukkan jumlah pixel empat biji layar HD kedalam satu layar QHD dengan
ukuran sama. Resolusi pixel QHD adalah 2560 x 1440
4.
Resolusi Ultra HD (4k)
4K adalah 4096
pixel, dan Ultra HD adalah 3840 pixel. Ultra HD adalah 3840 x 2160, sementara
4K adalah 4096 x 2160. Mereka biasanya disingkat menjadi 2160p berhubung
perbedaan jumlah pixelnya tidak begitu besar.
2. Konsep Resolusi Layout pada
Perangkat Bergerak
1.
Linear Layout
LinearLayout adalah
sekelompok tampilan yang menyejajarkan semua anak dalam satu arah, secara
vertikal atau horizontal
2.
Relative Layout
RelativeLayout adalah
Layout ini menampilkan komponen dalam posisi relatif. Posisi masing-masing
Layout dapat ditentukan sebagai relatif terhadap elemen saudara (seperti di
sebelah kiri atau di bawah tampilan lain) atau pada posisi relatif terhadap
area RelativeLayout induk (seperti sejajar dengan bagian bawah, kiri
atau tengah).
3.
Frame Layout
Layout ini adalah
layout yang paling sederhana. Layout ini akan membuat komponen yang ada didalamnya
menjadi menumpuk atau saling menutupi satu dengan yang lainnya (layering).
Komponen yang paling pertama pada layout ini akan berada dibawah
komponen-komponen diatasnya. Pada
penggunaan fragment, FrameLayout memiliki kemampuan untuk menjadi
container untuk tiap fragment didalam sebuah Activity.
4.
Grid Layout
GridLayout ini
diperkenalkan pada API level 14 (Android 4.0 / Ice Cream Sandwich), layout ini
akan memberikan kemudahan dengan mengakomodir komponen didalamnya ke dalam
bentuk Grid (Kolom dan Baris). Dalam sebuah
referensi, GridLayout merupakan komponen Layout yang sangat fleksibel
dan dapat dimanfaatkan untuk menyederhanakan pembuatan Layout UI yang
bersifat kompleks dan bersarang yang terdapat di komponen Layout lainnya.
3. Konsep Tipografi yang Sesuai
untuk Disain Grafis Apps Perangkat Bergerak
1. Roman
dwdwdHuruf di
keluarga Roman memiliki ciri khas tersendiri yang muda dikenali. Huruf Roman
memiliki ketebalan dan ketipisan pada setiap garis di huruf – hurufnya. Semua
huruf yang ada di bawah naungan kategori Roman memiliki ciri khas klasik,
anggun, tegas, lemah gemulai dan feminim. Keluarga huruf Roman sudah ada
sekitar abad 11 atau 12. Karena itu, huruf Roman merupakan salah satu kategori
huruf yang paling tua. Jenis font yang ada di kategori huruf Roman antara lain
Bodoni, Georgia, dan Times New Roman.
2. Egyptian
Huruf yang berada
di bawah keluarga Egyptian memiliki ciri huruf seperti papan. Berbeda dengan
kategori Roman yang memiliki tebal tipis di hurufnya, Egyptian memiliki
ketebalan yang hampir sama di setiap hurufnya. Kesan yang ditimbulkan oleh
jenis huruf Egyptianadalah kokoh, kuat, kekar, dan stabil. Jenis font yang ada
di kategori Egyptian adalah Rockwell dan Typo Slab – Serif.
3.
Sans Serif
Huruf yang berada
di bawah keluarga Sans Serif hampir mirip dengan huruf yang berada di bawah
keluarga Roman, hanya saja jenis huruf ini tidak memiliki sirip di ujung.
Ketebalan hurufnya pun tidak tebal tipis, melainkan solid. Kesan yang
ditimbulkan jenis huruf ini adalah modern, kontemporer, dan efisien. Bisa
dibilang huruf di kategori Sans Serif merupakan versi modern dari Roman. Jenis
font yang ada di kategori Sans Serif adalah Arial, Century Gothic, Futura,
Helvetica, Lucida Grande, Trebuchet MS, dan Verdana.
4.
Script
Sama seperti
namanya, huruf yang berada di bawah kategori ini memiliki rupa layaknya
tuliksan tangan. Tetapi bukan huruf cetak ya. Seperti tulisan tangan sambung
yang dibuat dengan pena, kuas, atau pensil tajam. Biasanya huruf di bawah
kategori ini memiliki ciri khas miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkan oleh
kategori huruf ini adalah pribadi dan akrab. Jenis font yang ada di kategori
ini adalah Freestyle Script dan French Script.
5.
Miscellaneous
Huruf yang berada
di kategori ini tidak memiliki ciri khas atau rupa yang spesifik seperti 4
kategori lainnya. Huruf yang berada di bawah kategori ini biasanya merupakan
pengembangan dari bentuk – bentuk yang sudah ada, hanya ditambahkan hiasan,
ornament atau garis – garis dekoratif. Jenis font yang ada di bawah kategori
ini sangat banyak, antara lain Comic Sans MS, Joker, dan Magneto.
4. Format Gambar yang dapat
disisipkan dalam Apps Perangkat Bergerak
·
JPEG
·
GIF
·
PNG
5. Konsep Warna pada Apps
Perangkat Bergerak
Dalam pengolahan
image, dikenal dua macam warna paling populer yang menjadi standar
internasional,
yaitu RGB dan CMYK.
1.
RGB adalah singkatan dari Red-Green-Blue. 3 warna dasar yang dijadikan patokan
warna secara universal (primary colors). Dengan basis RGB, seorang desainer
bisa mengubah warna ke dalam kode-kode angka sehingga warna tersebut akan
tampil universal. Dasar warna ini menjadi standar pasti dalam konteks
profesional, seorang desainer tidak bisa mengatakan sebuah warna berdasar
pertimbangan subektif, misal: biru muda menurut orang awam adalah birunya
langit di siang yang cerah, hal ini bisa jadi berbeda bagi orang lain dengan
pertimbangan yang lain pula.
Untuk menyamakan
persepsi dalam definisi warna, perlu adanya standar internasional dalam konteks
kerja profesional. Dengan standar RGB, seorang desainer dapat mengatakan warna
dengan komposisi angka yang jelas, warna biru memiliki komposisi perpaduan
antara unsur Red, Green, Blue dengan derajat angka untuk R : 115 – G : 221 – B
: 240.
2.
Standar warna internasional lainnya yang digunakan untuk dunia percetakan
adalah CMYK yang merupakan Singkatan dari Cyan – Magenta – Yellow, dan K
mewakili warna hitam. Seperti halnya RGB, CMYK menggunakan standardisasi warna
dalam koordinat. Rangenya antara 0 – 100 sehingga kehadiran unsur K sangat
menentukan. Berapapun koordinat CMY-nya, selama K- nya 100 maka warna tersebut
akan jadi warna hitam. CMYK merupakan standar warna berbasis pigment-based,
menyesuaikan diri dengan standar industri printing. Sampai saat ini dunia
cetak- mencetak memakai 4 warna dasar dalam membuat warna apapun.
4. Perangkat Lunak
Desain Grafis yang diperlukan dalam memperindah Tampilan Aplikasi perangkat
lunak bergerak
·
Macromedia Flash
·
Houdini Animation Software
·
Power Animator
·
Adobe Photoshop
·
Blender
·
Adobe Flash
sumber :
4. Effendhy,
Asep. 2014. Buku Pintar Desain Grafis Untuk Pemula. Jakarta: MediaKita.
Komentar
Posting Komentar